oleh Rini Misriyani, S.Pd ( Guru PAK UPT SMPN 7 Banjit).
Materi disampaikan Pada Pesantren Kilat Online Ramadhan di Radio Komunitas Pelita107,7 Mhz Jum'at, 22 Maret 2024.
Puasa merupakan salah satu kegiatan ibadah yang didasarkan pada tiga aspek yaitu Ilmu, amal dan ikhlash. Ketiga aspek tersebut tidak bisa dipisah-pisahkan, Jika kita ingin ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT sebab Islam agama yang ajaran-ajarannya bukan sekedar pengertian atau teori tanpa pelaksanaan atau implementasi dalam hidup dan kehidupan sehari-hari, disertai dengan keikhlasan niat.
Islam jika diambilkan dari kata “sallama” berarti ada dua arti yaitu (1) menyerahkan diri atau (2) memelihara. Pertama, menyerahkan diri dengan segala ketulusan hati dan taat lahir batin terhadap Dzat yang menciptakan firman Allah pada surah Al-Bayyinah ayat 5 yang artinya “Tidaklah, mereka diperintahkan kecualit hanya menyembah kepada Allah, mengikhlaskan semata hanya untuk-Nya agama sesempurnanya, dan mendirikan shalat serta mengeluarkan zakat. Itulah Islam agama tegak kokoh (lurus)”.(QS. Al-Bayyinah/98:5)
Pada ayat tersebut diatas jelaslah bahwa : seorang muslim harus mengetahui tugas kewajibannya yaitu mengabdi kepada Tuhannya, hal ini ia disebut telah berilmu. Kemudian jika ia melaksanakan tugas kewajibannya sebagai seorang Muslim, maka ia disebut orang yang mengamalkan ilmunya, dan akhirnya agar supaya pelaksanaan tugas kewajiban tersebut diterima oleh Allah, maka ia dituntut keikhlasan didalam niatnya tanpa pamrih suatu apapun, semata hanya karena mengharap keridlaan dari Allah SWT.
Kedua, Memelihara diri. Islam berarti memelihara diri dari segala bencana atau kebinasaan, baik kebinasan di dunia atau di akhirat nanti. Oleh kerana itu manusia yang belum Islam, berarti belum sanggup memelihara diri dari kebinasaan dan penderitaan, sebab ia belum mengerti hakekat hidupnya, atau lazim disebut belum berilmu dan belum pula melaksanakan tuga kewajibannya sebagai makhluk Tuhan (Tugas kewajibannya), yaitu mengabdi kepada Dzat yang menciptakannya dan menciptakan segala sesuatu yang terwujud di alam semesta ini. Dalam hal ini tepat hadis Rasulullah yang bersabda yang artinya “setiap manusia pasti binasa kecuali orang yang berilmu, setiap yang berilmu juga binasa kecuali orang yang mengamalkan ilmunya, setiap pengamal ilmupun rusak binasa kecuali orang yang ikhlas niatnya” (Al hadist).
Sesudah kita mengetahui hubungan ilmu, amal dan ikhlas. Faktor pertama yang harus dimiliki oleh seorang muslim adalah keikhlasan, sebab ikhlas sebagai penentu amal diterima atau tidaknya, untuk itu setiap muslim wajib memiliki keikhlasan dalam beramal, jika tidak maka jangan harap tegak terlaksana ajaran Islam dengan terhormat serta disegani bagi pemeluknya.
Puasa di bulan suci ramadhan merupakan momentum yang sangat penting untuk membangun pribadi muslim yang memiliki keikhlasan hati kepada Allah Swt dalam segala aktivitas kehidupan berdasarkan pada ketiga aspek ilmu, amal dan ikhlas. Seseorang yang beribadah Puasa didasarkan pada nilai keikhlasan dalam hati semata-mata mencari ridlo Allah SWT akan mendapatkan pahala tersendiri dihadapan Allah SWT. sebagaimana nabi telah bersabda “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta`ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah SWT dari pada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151).