Gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 Piere berpangkat letnan satu pangkat rendah bila dibandingkan dengan para Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa yang sama. Piere Andries Tendean gugur saat menjabat sebagai ajudan Menko Hankam/Kasab Jendral Abdul Haris Nasution. Dalam buku yang berjudul " Sang Patriot Kisah Seorang Pahlawan Revolusi Biografi Resmi Pierre Tendean" Penerbit Kompas, Februari 2019 Jakarta dengan editor Abie Besman dengan tebal buku berjumlah 344 halaman menjadi sumber pengetahuan tentang sosok pahlawan revolusi Indonesia yang wajib untuk dibaca para generasi saat ini sebagai rujukan dalam mempertebal rasa patriotisme terhadap para pahlawan bangsa yang mengabdikan hidup sepenuhnya kepada bangsa dan negara dalam konteks peristiwa tahun 1965.
Pierre Andries Tendean adalah sosok perwira yang memiliki disiplin,loyalitas dan kesetiaan yang luar biasa kepada atasan. Pengorbanan sebagai prajurit ajudan Jenderal AH.Nasution saat itu adalah pengorbanan diri dalam pengabdianya kepada bangsa dan negara dengan prajurit yang militan dan Saptamargais. Selain itu buku ini juga mengulas tentang kisah karirnya, keluarga,cinta dan patriotisme seorang pemuda keturunan Prancis-Minahasa sebagai sosok Pierre yang tampan dari Bumi Panorama. Lebih lanjut Sang Patriot Pierre Tendean adalah prajurit negeri ini yang menghindari hidup nyaman, tenang,dan jauh dari kesulitan. Pierre telah memilih jalan pedang,jalan yang sulit untuk dilewati dalam berbagai kisah hidupnya hingga ajal menjemputnya.Biografi Pierre kisah sang pahlawan revolusi dapat menjadi referensi sebagai kisah sejarah yang dipelajari generasi negeri saat ini.
Tidak mengherankan saat 1 Oktober 1965 pagi itu,dia tanpa ragu maju menghadapi pasukan G30S dan mengorbankan dirinya, mengabdikan hidup sepenuhnya kepada bangsa dan negara.